GOES DUR …..

Written by Unknown on 8:44 PM

Kekuatan Gus Dur sekarang mulai redup? Ataukah keampuhan jurus drunken master itu sudah tidak ampuh? Dimulai dari frekwensi pecat memecat di tubuh PKB yang kian sering terlontar dari kebijakan beliau. Dan agaknua kekuatan kontrol konsekwensi tindakan itu kian pudar. Dimulai dari jurus menjinakkan Choirul Anam, beda dengan Matori Abdul Jalil, kebijakann ini amat tidak tuntas. Sehingga seperti kebocoran gas Lapindo yang semburat dibanyak tempat mereka menemukan konfigurasinya kembali dan melahirkan mudhorot besar bagi PKB yaitu PKNU. Bahkan di tingkat massa, partai ini sepertinya sukses menggaet Kyai – Kyai NU, yang membuat Gus Dur harus sedikit membendungnya dengan melontarkan gagasan terminologi Kyai Kampungnya. Jurus dewa mabok kembali diterapkan Gus Dur ketika harus menjinakkan the golden boy (?) Muhaimin Iskandar, lagi-lagi dengan jurus pecat ! Sang keponakan ini ditengarai Gus Dur sudah mulai lirik kanan lirik kiri dan bermain sendiri tanpa sepengetahuannnya / uncontrolled, dengan sindiran ”sowan ke istana”.
Gus Dur tidak lagi mampu mengontrol mesin politiknya. Bahkan pada basis kekuatannya (NU), seakan telah lama menjaga jarak dan tidak mampu lagi didekatinya. Hal ini semakin diperunyam dengan kegagalan beliau meyakinkan ranah legalitas. Kekalahan pada tingkat Pengadilan Tinggi dan bahkan pada tingkat Kasasi yang kemudian disusuk dengan keluarnya Keputusan Menkumham tentang kepengurusan DPP PKB Semarang, semakin membuat babak belur performance politik Gus Dur (?)
Sangat mungkin kesaktian Gus Dur yang kian loyo ini disebabkan beberapa hal. Pertama image inkonsistensi yang terlanjur melekat pada beliau, publik amat mafhum dengan inkonsistensi itu. Ditataran akar rumput nahdiyin muncul dogma ”Laku Wali” yang tidak mampu diterjemahkan santri krece, sehingga penerimaan mereka terhadap kebijakan inkonsistensi ini sering mutlak tanpa catatan.
Kedua faktor kesehatan. Walaupun secara medis belum terkuak bukti empirisnya, dengan dua kali terserang stroke, secara langsung maupun tidak dimungkinkan akan dapat mempengaruhi keputusan-keputusan serta jurus zigzag Gus Dur.

Penurunan kekuatan Gus Dur dapat dinilai dari berbagai kasus Pemilihan Kepala Daerah pada basis-basis PKB dan NU di Jawa Timur.

PILBUB LUMAJANG DAN PILGUB JATIM
Kekuatan Gusdur pada Pilkada di Jatim berikut agaknya dapat menjadi pembenar / indikator penurunan kekuatan Gus Dur.
Pilgub Jatim dan Pilbub Bupati Lumajang –yang diselenggarakan bersamaan pada Rabu, 23 Juli 2008

Di Kab. Lumajang terdapat 4 calon Bupati yang bertarung, yaitu pasangan SA’AT (Syharazad Masdar_As’at Malik) yang diusung Golkar, BARED (Umar Bashor-Edy Suwarno) diusung PDIP, NORTON (Nurhasan_Hartono) diusung PKB non Gus Dur, serta AMAN (Ali Muhdhori – Herman Afandi) yang diusung PAN.
Ketika SAAT me launching jargon kampanyenya jauh sebelum kompetisi dimulai (bahkan sebelum mereka menemukan kendaraan politiknya), dengan isu mematahkan dominasi Mr. X (salah satu konglomerasi kontraktor non pribumi) dalam pengelolaan pasir (komodite utama Kab. Lumajang), banyak orang menyayangkannya sebagai blunder. Mereka amat yakin akan jaringan Mr X dan mesin penggerak nya, yang orang awam kebanyakan mempercayainya sebagai jaringan “telok Limo: (preman), akan dapat menjadi sangat efektif mempengaruhi pemilih di pelosok Desa. Banyak yang menyayangkannya karena isu ini diusung terlalu pagi.

Namun sebetulnya trik ini, menjadikan kekuatan menjadi hitam – putih. Bahkan di tingkat grass root lebih jauh berkembang jargon jargon yang menjadi amat hitam putih seperti, pribumi – non pribumi, preman-non preman, santri- non santri. Dan kita mesti tahu satu hal, jaringan konglomerasi pengelolaan pasir ini akan banyak centang perenangnya, mulai para kuli yang tersebar di sentra-sentra pasir, penguasa formil dan informal daerah pasir, kelompok-kelompok kontraktor, pemilik armada angkut, masyarakat yang merasakan dampak langsung maupun tidak dari mobilitas pasir ke luar daerah (pemakai jalan dll). Dan semua menjadi hitam – putih. Dan karena typikal masyarakat Lumajang sebetulnya tradisionalis-agamis, maka dapat ditebak hasil akhirnya.
Dan lagi-lagi potret buram kekuatan politik Gus Dur amat mengenaskan di Lumajang ini. Sebagai pemenang Pemilu di Kab. Lumajang, PKB versi Gus Dur tidak pernah mampu mendobrak dominasi lawan politiknya, seakan hierarki struktural PKB Gus Dur berhenti di Lumajang. Calon Gus Dur bahkan sudah harus tersingkir sebelum bertanding ... terjerembab di pelataran KPUD.


Sedangkan di tingkat Propinsi, walaupun kekuatan struktural Gus Dur masih mampu menanklukkan KPU, sehingga calon yang diusungnya sukses bertanding, namun lagi-lagi kekuatan itu memang sudah amat babak belur, sehingga representasi basis PKB yang diharapkan Gus Dur mampu berbicara, seperti si cebol merindukan bulan. Jangankan untuk melangkah ke babak final, pada babak penyisihanpun hasilnya betul-betul sebatas penggembira ....

Beberapa kasus diatas agaknya cukup mewakili kesimpulan diawal tulisan ini, Gus Dur memang sudah Goes Dur ........

Related Posts by Categories



Widget by Hoctro | Jack Book
  1. 0 comments: Responses to “ GOES DUR ….. ”

TLA

About Me

Sponsors