Written by Unknown on 9:54 PM

Wellcome to Lumajang”Regent

Written by Unknown on 1:20 PM

Pemilihan Bupati Lumajang Jawa Timur secara langsung, apapun cerita yang mengiringinya, telah melahirkan pemenang sejatinya yaitu rakyat. Ekspektasi rakyat yang dibangun diatas harapan, cita-cita, uneg-uneg dan segala tetek bengek mimpi dan celoteh mereka sedikit banyak terekonstruksi oleh janji - janji calon bupati. Walupun secara statistik yang bermakna kemudian terbukti janji selalu akan tinggal janji.

Secara statistik pula sering sangat terbukti pilihan rakyat, dan ini sah sesuai dogma demokrasi, banyak dipengaruhi ideologi partai pengusungnya. Dan celakanya ideologi (baca semangat primordialisme dan golongan) ini akan selalu terbawa ketika mereka berhasil memegang kekuasaan di pemerintahan. Sesuatu, yang menurut ajaran demokrasi, konsep keterwakilan dan golongan ini ketika sudah menjadi governance leader akan hilang pada sistem managerialnya. Dan segera diganti dengan kebesaran jiwa pemimpin, sebagai khalifah yang rahmatan lil’alamiin, ....

Sebetulnya logika dan ilmu managerial dalam managemen kepemimpinan di pemerintahan memang mensyaratkan pemilihan team work yang dapat bekerja sama. Namun celakanya konsep kerja sama ini parameterr dominannya adalah pilihan politik (dimana ideologi termasuk di dalamnya). Sementara parameter profesionalisme sering diabaikan. Dan ini sudah dimulai dari ranah partai politik. Mereka amat berat dan amat jarang mengapresiasi misalnya dengan memberikan pujian kepada golongan / partai lain. Seakan nama mereka akan hancur dengan pemberian pujian pada lawan bertanding mereke.Padahal di negara moyang demokrasi hal ini tidak terjadi. Konsep kepemimpinan yang rahmatan lil’alamin seperetti pad asaat Rosul memperlakukan lawan ( idelogi dan bahkan keyakinan) pada saat berhasil menaklukkan kota Makkah, tidak pernah dijadikan acuan para pemimpin kita.

Di Lumajang penyusunan kabinet pemerintahan bupati terpilih sebetulnya sejak awal telah manis terdengar dengan konsep Fit and proper test. Banyak yang sempat berharap banyak pada gebrakan ini. Namun ketika gerbong mutasi itu telah mulai menggelinding, dan berbagai fakta content mutasi terpapar di depan publik, konsep itu menjadi just consept. Banyak rasan-rasan yang muncul di masyarakat mengiringi gerakan relokasi, reposisi, dan rehabilitasi pada mutasi tersebut. Meminjam menu bar pada microsoft windows, mulai dari catatan dengan huruf bold, italic, maupun underline dengan rumor kencang tentang like and dislike, kabinet balas jasa, etc.

Kabinet balas jasa sebetulnya logis dan sah menurut juklak dan juknisnya agama demokrasi yang dengan mati-matian diperjuang para pendiri negeri ini. Demokrasi kita dapat melihat bagaimana nanti Barrack Hussein Obama menyusun birokrasinya, tentu dengan sedert rapat barisan demokrat (tentu hanya secuil Rebulikan yang nampak). Namun kasus diatas akan kurang bermakna (baca birokrat) di Indonesia, wa khususon di Kabupaten Lumajang. Karena dalil akli sejak diatas sana entah itu bernama undang-undang, PP, Permen, Perpres, Instrusi, dan sederet tetek bengek administrasi negara mengarah pada satu kesimpulan akan netralitas pegawai negeri sipil dalam pilkada di Indonesia.

Kemudian semua logika dan pandangan orang awam dapat melihat bahwa sederet orang dengan status diproyeksikan atau dipinggirkan dalam seremonial mutasi ini adalah sekelompok orang dengan berbagai aktifitas dan intensitasnya mempunyai keterkaitan erat dengan pilakada (tentunnya dengan tingkatan dan sebarannya). Hal ini menjadikan jargon netralitas sebatas isapan ibu jari bin jempol belaka. Karena logika netralitas mempunyai hepotesa ynag kurang lebih dapat didefinisikan bahwa jika si pecundang akan hengkang bukan lantas si pemenang akan bersenang-senang. Karena sudut akhir netralitas adalah profesionalitas dengan indikator pokok the right man on right place, atau efektifitas dan efisisiensi, atau peningkatan kinerja, atau ...

Namun diatas berbagai catatan diatas kita masih banyak kesempatan untuk melihat dan menilai kinerja birokrasi di Kab. Lumajang. Kita bisa berharap banyak bahwa dengan menempatkan loyalitas (tentu yang profesional), dapat menjadi entry poin yang dapat mendongkrak pencapaian visi dan misi yang berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat ... amin

Selamat bekerja bagi teman-teman di berbagai hierarki kepangkatan yang keberadaan dan statusnya diligimitasi dengan seremonial yang bernama PELANTIKAN, dan selamat berjuang bagi para staf dan kepala staf yang keberadaannya sayup-sayup antara terlihat dan terdengar, untuk menunjukkan jati diri dan eksistensinya ... Bravo Lumajang ... I Lovin u ...

BLACK BOX

Written by Unknown on 4:19 PM

Diam-diam kyai Kastubi amat setuju dengan larangan terbang yang dikenakan Uni Eropa terhadap maskapai penerbangan nasional Indonesia. Masih lekat di benaknya almarhum ADAM AIR yang tersungkur diatas laut Majene itu. Jangankan untuk memonitor pergerakan armada diatas langit tetangganya, otoritas penerbangan kita sudah amat rabun untuk memantau pergerakan pesawat di atas atmofirnya.

Sekedar menemukan bangkai pesawat (tentu yang sudah tidak mobile), mereka tidak mampu, apalagi menemukan black boxnya ... apalagi menganalisa isi nya ... Sungguh suatu pekerjaan muskyl dan berat yang harus dilakukan oleh para intelektual (atau yang mengaku intelek), ditengan kesibukan beratnya mengotak atik laporan perjalanan dinas fiktifnya, ditengah kesibukan beratnya merekayasa pertanggung jawaban dana risetnya.

Pekerjaan itu amat berat pula pada tataran kebijakan, di tengah kesibukan beratnya pada politisi mengcounter rekaman negosiasi dengan penegak hukum atas kasus bagi-bagi biaya sidangnya, di tengah kesibukan beratnya membuat laporan studi bandingnya.

Yang tidak dimiliki oleh komunitas penerbangan kita adalah komitmen pada keselamatan penerbangan. Bolehlah mereka berkoar-koar tentang niat memperbaiki sistem, keselamatan penerbangan. Namun apabila sehari-hari kita selalu disuguhi berita tentang roda pesawat yang lepas saat mendarat, bagian sayap pesawat yang jatuh saat terbang, atau berbagai manuver pendaratan darurat pesawat-pesawat kita, maka kyai Kastubi akan sangat maklum kebijakan Uni eropa itu. Bahkan seharusnya otoritas penerbangan kita sami’na wa atokna saja .....

di Ujung Kehidupan

Written by Unknown on 8:48 PM

KITA EGOIS TERHADAP RENCANA TUHAN ?

Innalillahi wa inna ilaihi roji’un ...
Kehidupan kita sebetulnya akan selalu diujung kematiannya. Karena hukum alam akan selalu menyatakan bahwa justru karena ada kehidupanlah kematian itu ada.
Final Euro Swiss – Austria 2008, 29 Juni 2008 merupakan serangkaian hari dalam tahun duka cita ini. Tahun dengan kebangkrutan demi kebangkrutan memporak-porandakan struktur moralitas dan ekonomi. Tahun dengan nama baik trah keluarga besar dipertaruhkan.
Setelah setahun lalu eyang kakung, kemudian disusul kepulangan eyang Putri. Belum genap lima puluh hari eyang putri dipanggil yang maha kuasa, maka pada hari itu duka itu datang kembali.
Bapak bagi anak-anaknya, suami bagi ibunda, eyang bagi cucu-cucunya, pengayom bagi kerabat dan sanak sudaranya, tempat berbagi bagi sahabat dan temannya, adalah episentrum dari typikal cara bergaul dan bersosialisasi dari almarhum, H. Siswono.

Kebesaran dan kekuatan ini hadir diujung kehidupannya. Sekian kali lipat dari jumlah empat puluh (batas psikologis (?) sesuai dawuh njeng nabi), mengiringi beliau kepada pelukan penciptanya. Berduyun-duyun mereka melepas seluruh cerita, tegur sapa, dan empati yang selalu beliau bangun disepanjang bingkai alur napasnya. Yang ditata pada seluruh masa lalu, yang dengan sepenuh hati diuri-uri dengan ikhlas dan konsistensi.
Sahabat dan keluarga begitu tersentak dengan kematian ini.

Konon empat puluh hari sebelum ajal menjemput, daun dengan nama orang tersebut akan jatuh di Arsy, dan malaikat mautpun akan selalu mendampinginya pada kurun waktu itu sampai ajal benar-benar datang. Yang excellent dari rencana Tuhan ini, dan ini amat bernilai seni, adalah bahwa tiada seorangpun menyadari hal ini – pun bagi orang-orang terdekatnya sekalipun – sehingga keterkejutan dan kehampaan akan mengiringi, sesal dan sedih panjang akan turut di eksplor habis oleh orang-orang yang mencintai dan dicintainya (kecuali bagi orang – orang beriman, Allah SWT maha tahu).
Ajal dan kematian akan selalu sangat istimewa karena satu hal, mereka yang telah dipanggiNya tidak akan pernah kembali pada kehidupan bumi untuk selamanya. Mereka tidak akan datang lagi pada sisa hidup kita, sampai suatu saat nanti ajalpun akan memeluk kita.
Sementara itu pula, kita akan selalu tidak yakin, akankah kita dapat berjumpa kembali dengan orang-orang dekat kita di akherat kelak, seperti tidak yakinnya kita terhadap amal baik kita.
Wallahua’lam bis Sawab ......

GOES DUR …..

Written by Unknown on 8:44 PM

Kekuatan Gus Dur sekarang mulai redup? Ataukah keampuhan jurus drunken master itu sudah tidak ampuh? Dimulai dari frekwensi pecat memecat di tubuh PKB yang kian sering terlontar dari kebijakan beliau. Dan agaknua kekuatan kontrol konsekwensi tindakan itu kian pudar. Dimulai dari jurus menjinakkan Choirul Anam, beda dengan Matori Abdul Jalil, kebijakann ini amat tidak tuntas. Sehingga seperti kebocoran gas Lapindo yang semburat dibanyak tempat mereka menemukan konfigurasinya kembali dan melahirkan mudhorot besar bagi PKB yaitu PKNU. Bahkan di tingkat massa, partai ini sepertinya sukses menggaet Kyai – Kyai NU, yang membuat Gus Dur harus sedikit membendungnya dengan melontarkan gagasan terminologi Kyai Kampungnya. Jurus dewa mabok kembali diterapkan Gus Dur ketika harus menjinakkan the golden boy (?) Muhaimin Iskandar, lagi-lagi dengan jurus pecat ! Sang keponakan ini ditengarai Gus Dur sudah mulai lirik kanan lirik kiri dan bermain sendiri tanpa sepengetahuannnya / uncontrolled, dengan sindiran ”sowan ke istana”.
Gus Dur tidak lagi mampu mengontrol mesin politiknya. Bahkan pada basis kekuatannya (NU), seakan telah lama menjaga jarak dan tidak mampu lagi didekatinya. Hal ini semakin diperunyam dengan kegagalan beliau meyakinkan ranah legalitas. Kekalahan pada tingkat Pengadilan Tinggi dan bahkan pada tingkat Kasasi yang kemudian disusuk dengan keluarnya Keputusan Menkumham tentang kepengurusan DPP PKB Semarang, semakin membuat babak belur performance politik Gus Dur (?)
Sangat mungkin kesaktian Gus Dur yang kian loyo ini disebabkan beberapa hal. Pertama image inkonsistensi yang terlanjur melekat pada beliau, publik amat mafhum dengan inkonsistensi itu. Ditataran akar rumput nahdiyin muncul dogma ”Laku Wali” yang tidak mampu diterjemahkan santri krece, sehingga penerimaan mereka terhadap kebijakan inkonsistensi ini sering mutlak tanpa catatan.
Kedua faktor kesehatan. Walaupun secara medis belum terkuak bukti empirisnya, dengan dua kali terserang stroke, secara langsung maupun tidak dimungkinkan akan dapat mempengaruhi keputusan-keputusan serta jurus zigzag Gus Dur.

Penurunan kekuatan Gus Dur dapat dinilai dari berbagai kasus Pemilihan Kepala Daerah pada basis-basis PKB dan NU di Jawa Timur.

PILBUB LUMAJANG DAN PILGUB JATIM
Kekuatan Gusdur pada Pilkada di Jatim berikut agaknya dapat menjadi pembenar / indikator penurunan kekuatan Gus Dur.
Pilgub Jatim dan Pilbub Bupati Lumajang –yang diselenggarakan bersamaan pada Rabu, 23 Juli 2008

Di Kab. Lumajang terdapat 4 calon Bupati yang bertarung, yaitu pasangan SA’AT (Syharazad Masdar_As’at Malik) yang diusung Golkar, BARED (Umar Bashor-Edy Suwarno) diusung PDIP, NORTON (Nurhasan_Hartono) diusung PKB non Gus Dur, serta AMAN (Ali Muhdhori – Herman Afandi) yang diusung PAN.
Ketika SAAT me launching jargon kampanyenya jauh sebelum kompetisi dimulai (bahkan sebelum mereka menemukan kendaraan politiknya), dengan isu mematahkan dominasi Mr. X (salah satu konglomerasi kontraktor non pribumi) dalam pengelolaan pasir (komodite utama Kab. Lumajang), banyak orang menyayangkannya sebagai blunder. Mereka amat yakin akan jaringan Mr X dan mesin penggerak nya, yang orang awam kebanyakan mempercayainya sebagai jaringan “telok Limo: (preman), akan dapat menjadi sangat efektif mempengaruhi pemilih di pelosok Desa. Banyak yang menyayangkannya karena isu ini diusung terlalu pagi.

Namun sebetulnya trik ini, menjadikan kekuatan menjadi hitam – putih. Bahkan di tingkat grass root lebih jauh berkembang jargon jargon yang menjadi amat hitam putih seperti, pribumi – non pribumi, preman-non preman, santri- non santri. Dan kita mesti tahu satu hal, jaringan konglomerasi pengelolaan pasir ini akan banyak centang perenangnya, mulai para kuli yang tersebar di sentra-sentra pasir, penguasa formil dan informal daerah pasir, kelompok-kelompok kontraktor, pemilik armada angkut, masyarakat yang merasakan dampak langsung maupun tidak dari mobilitas pasir ke luar daerah (pemakai jalan dll). Dan semua menjadi hitam – putih. Dan karena typikal masyarakat Lumajang sebetulnya tradisionalis-agamis, maka dapat ditebak hasil akhirnya.
Dan lagi-lagi potret buram kekuatan politik Gus Dur amat mengenaskan di Lumajang ini. Sebagai pemenang Pemilu di Kab. Lumajang, PKB versi Gus Dur tidak pernah mampu mendobrak dominasi lawan politiknya, seakan hierarki struktural PKB Gus Dur berhenti di Lumajang. Calon Gus Dur bahkan sudah harus tersingkir sebelum bertanding ... terjerembab di pelataran KPUD.


Sedangkan di tingkat Propinsi, walaupun kekuatan struktural Gus Dur masih mampu menanklukkan KPU, sehingga calon yang diusungnya sukses bertanding, namun lagi-lagi kekuatan itu memang sudah amat babak belur, sehingga representasi basis PKB yang diharapkan Gus Dur mampu berbicara, seperti si cebol merindukan bulan. Jangankan untuk melangkah ke babak final, pada babak penyisihanpun hasilnya betul-betul sebatas penggembira ....

Beberapa kasus diatas agaknya cukup mewakili kesimpulan diawal tulisan ini, Gus Dur memang sudah Goes Dur ........

overview scholarship

Written by Unknown on 8:47 PM

Overview

Chase makes getting your student loan fast and easy. When it comes to your educational funding needs, you can't afford to wait. Chase has streamlined the loan process - so you can get the money you need quickly.
Eligibility

* You must be an undergraduate/graduate student 18 years of age or older.
* Undergraduate students must be enrolled at least half-time in a degree or certificate program at a Chase approved school. (For students attending less than half-time, please see the Chase Continuing Education Loan.)
* Graduate students must be enrolled at least half-time in a graduate or professional program at a Chase approved school . (For students attending less than half-time, please see the Chase Continuing Education Loan.)
* At least one applicant1 must be creditworthy and must be a U.S. citizen or Permanent Resident.

Note: An approved school is any accredited degree-granting institution of higher education approved by Chase.
Deferment2

Defer payments until after you graduate! Deferment options differ depending upon the student's status.

For undergraduate students:

* Defer Principal and Interest
Make no payments for up to four years while continuously enrolled in school (5 years if enrolled in 5-year degree program). Repayment of principal and interest then begins within 180 days after graduation or withdrawal from school.
* Immediate Interest Only (Defer Principal)
Pay only interest for up to 4 years while continuously enrolled in school (5 years if enrolled in 5-year degree program). Repayment of school principal and interest then begins plus approximately 45 days after graduation or withdrawal from school.
* Immediate Repayment of Principal and Interest
Pay principal and interest beginning within approximately 45 days after funds are disbursed

For graduate students:

* Defer Principal and Interest
Up to 4 1/2 years (8 1/2 years in the case of medical students) including grace period while continuously enrolled in school.
* Medical Students
Request a deferment after graduation for up to four years while completing an internship or residency, as long as the total deferment does not exceed the program maximum of 8 1/2 years including grace period.

For continuing education students

* Principal and interest are automatically deferred.
* Repayment begins the earlier of the dates which are (i) 6 months after the student graduates or earns a certificate, (ii) 6 months after the student ceases to be enrolled in the school, or (iii) 2 years after the date of the last loan disbursement.
* If the student is not enrolled in a degree or certificate program, repayment begins either (i) 6 months after the end of the academic period to which the loan relates or (ii) 6 months after the student ceases to be enrolled at the school, whichever is earlier.

Loan Process

Here's how the loan process works:

* To request your loan, apply online or call the number above, toll-free.
* Once your application is submitted, you can be conditionally approved in as little as 60 seconds!3
* Download your loan documents online or we can mail them to you.
* Complete, sign and return (by fax or mail) your pre-filled loan documents and the required verification documentation materials.
* Once these documents are received, your application will be processed as quickly as possible ... we can mail your funds to you in as little as two days if you qualify.

Loan Servicing

Chase Student Loan Servicing, LLC is pleased to service your loan. We pride ourselves on providing accessible and personalized service together with convenient telephone access to your account information. Shortly after your loan is processed and funded, we will contact you with your repayment information.

If you have any questions about your new loan, please contact one of our customer service representatives at customerservice@collegeloansite.com or call the number above, toll-free Monday through Friday, 8AM to 5PM (EST).

1. You may need a co-signer since this is a credit-based loan.

2. Interest continues to accrue during deferment and will be added to the principal balance of your loan quarterly.

3. Subject to verification of application information.

true masdar estimated

Written by Unknown on 8:41 PM

It’s probably rare, but in this information age, Sjahrazad Masdar took the opportunity. Masdar totally realize that there are only about 5-10% of Lumajang population who use the Internet and have votes in the next Pilkada Bupati (mayor) Lumajang. Does this really matters to the Lumajang voters?

“10% is fairly huge number. If I could get the 10%, then I only need to work another 42% votes to make sure that I will be the next Lumajang mayor,” says Masdar to IndonesiaTopics.Com.

Masdar’s opinion is optimistic and realistic. Blog makes life easier to communicate with potential voters. He believes that those people who come to his blog and got the right to vote next July are rational voters.

“At least, they know computers, internet and they are part of the best human resources that Lumajang have. We bring web 2.0 to voters ,” says Masdar who just won Golkar Party Convention.

Masdar’s blog located in CakAjad08.Com is maintained by Syamsul Arief Rakhmadani, a public relation professional in Jakarta, together with his team from Australia and Lumajang. Rakhmadani is fully aware that having a blog may rise the “intellectual” perspective of one candidate.

“It means that if you vote for Masdar, you don’t vote for a bloody stupid or I might say intellectually poor person who runs for Bupati. Masdar exactly knows information technology and Lumajang people need this kind of leader to take Lumajang forward,” says Rakhmadani.

Public relation theory speaking that image is definitely important in political marketing. Masdar’s image is smart inside out. He has a long great track record in public servant and had been a great temporarily acting Jember’s Mayor during Jember Pilkada.
(by indonesia topic)

Lumajang Regency by Gerbangmas Motto

Written by Unknown on 8:31 PM

Lumajang is one of Regency that located at coastal area of south of part of East Java Province and famous with the title Banana town. A parting about 190 Km northeast directions from Surabaya of the capital town of East Java. This Area Located at 112° 53' - 113° 23' east longitudes and 7° 54' - 7° 23' South longitudes. In 2000 population 965. 299 soul and own wide of a real 1.790,90 km2. Divisible become 18 district and 200 Countryside. Regional Boundary of Lumajang regency cover: Westside Malang regency, eastside of Jember, north side Probolinggo regency and side south of Indies Ocean.

Mount Semeru
Mount Semeru, which is 3.676 meters height, is Java's highest mountain. It sends up and impression a mount of thick smokes at regular interval of five minutes. It is an active volcano located in Lumajang Regency, about 3.676 above sea levels is known for breath taking view of sunrise, sunset and volcano's crater. On the top of Semeru offer a special ceremony in every independent day and Heroes day.
(From Indonesian-Torism)

Gerbangmas (gerakan membangun masyarakat sehat) had made every day terminology in Lumajang. How Gerbangmas exist ... ? see next chapter ...

My fovourite politic joke

Written by Unknown on 8:11 PM

Abdurrahman Wahid


Abdurrahman Wahid 1940-, Indonesian religious and political leader popularly called Gus Dur, president of Indonesia (1999-2001). A Muslim scholar and political moderate who supports separation of religion and state and rights for women and minorities, Wahid became head of Nahdlatul Ulama, a social-welfare and educational institution and Indonesia's largest Islamic organization, in 1984. In poor health, almost blind, and noted for unpredictability and indecisiveness, he was nonetheless an extremely popular figure when he was elected president by opponents of Megawati Sukarnoputri . As president he presided with difficulty over a newly democratized nation, dogged by poor management skills and hints of corruption. By 2001 many Indonesians were calling for his resignation, and in July the parliament voted to remove him from office. Megawati was elected to succeed Wahid as president. Wahid sought to run in the 2004 presidential election but was disqualified for health reasons.

Author not available, WAHID, ABDURRAHMAN., The Columbia Encyclopedia, Sixth Edition 2008

MENARUH (SEBENTAR ) NASIONALISME DALAM KALENG BISKUIT

Written by Unknown on 7:14 PM

Pagi ini Kyai Kastubi menyempatkan browsing dan membaca pengumuman lelang di sebuah Web lelang.com. Sudah tiga tahun sejak lelang terahir dilaksanakan, kemajuan di republik ini memang terasa mencengangkan. Kita menjadi kurang membutuhkan regenerasi pemimpin lagi sejak lelang terbuka ini dilaksankan, lelang ini memang dikususkan untuk mencari birokrat.

Lelang presiden-menteri-dan lelang pejabat eselon satu dilaksanakan menyusul kegagalan beberapa kali pemilihan dan pelantikan pejabat birokrat. Lelang ini memang terbilang terlambat, karena lelang serupa untuk menentukan anggota senat (dahulu disebut anggota DPR) sudah lama dilaksanakan, dengan hasil tidak dijumpainya lagi siaran TV yang menayangkan anggota senat yang lagi menguap saat sidang, dan semakin bagusnya aturan main bernegara karena produktifitas mereka dalam membuat Undang-Undang tidak lagi dipengaruhi oleh uang sidang baik resmi maupun tidak resmi.

Setelah lima kali lelang dilaksanakan mayoritas pemenang lelang berasal dari beberapa top manager perusahaan multinasional, warga negara Eropa. Hal ini disebabkan karena persyaratan utama lelang adalah track record dalam dunia suap menyuap dan korupsi. Suatu hal yang terlanjur jadi budaya di negeri ini, sehingga sulit dipenuhi oleh peserta dalam negeri. Apalagi keterangan track record ini harus dibuktikan dengan rekomendasai dari lembaga independent internasional, sesuatu yang akan sangat sulit juga didapatkan oleh peserta dalam negeri, mengingat untuk mendapatkan rekom terbang memasuki negara mereka saja tidak bisa (padahal pesawat yang diterbangkan buatan meraka!).

Banyak hal berbeda dirasakan setiap kali pergantian pemenang lelang. Seperti Presiden hasil lelang terakhir, yang sempat mengusik fikiran Kyai Kastubi, karena mengeluarkan kebijakan berupa mengangkat robot menjadi pejabat pengambil keputusan di tingkat eselon II di wilayah setingkat Distrik (Kabupaten), Sedangkan Kepala Badan/Dinas/Instansi serta Kepala Bidang, Seksi, Bagian serta staf pada umumnya bertugas meng-entri data dan fakta pada sistem kerja robot.

Pekerjaan mengentri data ini tidak kalah merepotkannya dengan pekerjaan pengambilan keputusan itu sendiri. Sistem kerja robot dibuat berjenjang dengan sensor data terhubung dengan database negara dan kondisi real time satelit yang banyak beredar di atas atmosfir negara. Sering sekali robot gagal loading saat entri data telah susah payah dilakukan. Penolakan robot ini kebanyakan disebabkan masih terdapatnya beberapa jenis data yang dicoba direkayasa.

Hasil kerja robot mulai dirasakan masyarakat setelah mereka tidak lagi menjumpai keputusan yang sering berubah, sebagaimana sindiran mereka ”esuk dele sore tempe”. Juga tidak dijumpainya lagi demo-demo memprotes keputusan penggusuran dan relokasi pasar dan pedagang kaki lima. Mereka percaya robot tidak punya interes politik dan tidak mempan suap, karena memang tidak butuh uang untuk membeli Villa buat istri hasil poligami.

Kyai Kastubi ingat sejarah yang sedikit membuat generalisasi bahwa negara-negara mantan jajahan Enggris saat ini menjadi negara-negara maju, mengapa saat ”dijajah” petualang-petualang politik opotunis domestik negara kian semrawut ? Berangkat dari sini agaknya salah satu yang mendasari mengapa pemenang lelang birokrat ini dapat diterima luas oleh masyarakat.

Kalau boleh mengambil beberapa kasus semakin baiknya nasib yang menghampiri teman-teman disekitar Kyai Kastubi, yang sejak awal telah divonis oleh garis kehidupan sebagai golongan kaum duafa, adalah kenyataan bahwa mereka kini tidak lagi direpotkan dengan tempat perawatan dan harga obat saat sakit. Mereka tinggal menggesekkan kartu asuransi kesehatan nasional di rumah sakit tempat meraka dirawat, maka secara otomatis klaim tagihan akan dibayarkan oleh negara melalui rekening sang Presiden pemenang lelang itu.

Belum lagi dunia usaha dan geliat ekonomi masyarakat semakin mencengkeram kuat melalui ekspansi bisnis melalui pasar modal yang telah berdiri disetiap negara bagian (dulu disebut propinsi). Pergerakan saham dapat dipantau setiap saat melalui note book yang hampir telah dimiliki oleh setiap penduduk di negeri ini. Pelayanan internet disediakan secara gratis oleh kementerian informasi dan pendidikan masyarakat (dulu disebut Depkominfo), melalui jaringan hot spot yang integrated dengan jaringan BTS puluhan operator GSM dan CDMA.
Walau berasal dari negara sekuler, sang presiden pemenang lelang ini cukup kuat menanamkan nilai-nilai ketimuran dengan menerapkan sensor ketat pada akses masyarakat pada pornografi. Sensor ini dibuat dengan melakukan lelang terbuka pengadaan software anti pornografi yang dapat dipasang secara include pada jaringan satelit negara.

Memang sejak pencanangan program operasionalisasi Satelit untuk semua, puluhan satelit beredar di atas atmosfir negeri ini. Tidak ada sejengkalpun wilayah yang luput dari pantauan negara, sehingga segala aplikatif program dengan mudah dapat diterapkan untuk mengatur kehidupan. Seperti untuk mencari jenis pelayanan, persyaratan, lokasi dan kondisi kelurahan A (saat ini tidak ada lagi sebutan Desa) secara real time dapat diakses melalui internet, karena amat lengkapnya data base yang ada. Cerita tentang data jumlah Gakin yang dulu tidak pernah sama antar departemen saat ini mustahil ditemukan lagi.

Lebaran tahun ini Kyai Kastubi akan berkunjung ke makam ayahanda tercinta di Kota Reog. Namun rencana berangkat sehari sebelum lebaran, agar sempat berpuasa barang sehari di kota tercintanya diurungkan. Takmir masjid di sebelah desa secara mendadak mengundangnya jadi khatib dan imam sholat ied. Beliau terpaksa mengambil penerbangan pertama dari Bandara Minak Koncar di kota Lumajang, toh jarak 600 km ke kota reog dapat ditempuh hanya 15 menit. Beliau bersyukur Sejak Cucu BJ Habibie jadi menteri transportasi udara, disetiap kota terdapat fasilitas bandara dengan maskapai nasional maupun internasional siap memberikan pelayanan terbaiknya 24 jam !
Cerita tentang macet jalur Pantura saat lebaran sudah sangat lama tidak terdengar lagi. Jalur pantura yang dulu sangat melegenda itu saat ini sudah dipecah jadi 3 klasifikasi jalur, pantura bagian utara-bagian tengah (merupakan jalan tol) dan pantura bagian selatan. Jalur-jalur tersebut jalur baru, sedangkan jalur pantura peninggalan penjajah Belanda tidak difungsikan lagi dan dijadikan jalur hijau sekaligus dimasukkan sebagai cagar budaya.

Lumajang,30 April 2030.

Just dream .... my_hospital

Written by Unknown on 7:12 PM

Kyai Kastubi berkunjung di rumah sakit di pinggir kota itu dengan amat ringan dan tanpa beban. Baru memasuki pintu masuk yang diujungya terbentang selasar dan taman pojok yang dilengkapi air mancur dan biorama alam yang terkesan eksklusif, resepsionis yang di bibirnya telah terpasang cetak biru sinyum dan sapa ramah, menyambutnya dengan kesan kuat akan ketulusan.

Setelah berbasa-basi sejenak, dengan sigap petugas pengantar mengarahkan Kyai Kastubi ke ruang VI C di lantai 4, tempat Ibu Juminah Kasim dirawat . Mayoritas perawat dan dokter di Rumah Sakit itu telah mengenal Ibu Kasim (begitu Kyai Kastubi memanggilnya ...), karena hampir setiap dua minggu sekali ibu janda tua tanpa anak dari keluarga miskin ini keluar masuk rumah sakit untuk melakukan terapi cuci darah ..

Ibu Kasim tidak kelihatan bahagia walaupun ruang tempat belau dirawat full AC, kamar mandi dengan pilihan air dingin dan panas, WC duduk, TV, telepon, dan balkon ruang tunggu keluarga yang menghadap taman hijau nan sejuk. Ruangan nyaman itu dipantau dengan CC TV yang dikendalikan dari sebuah ruangan yang selalu mengawasi tiap-tiap blok (terdiri dari 10 kamar). Sewaktu-waktu pasien maupun keluatrga penunggu dapat memanggil dokter jaga melalui jaringan telepon lokal yang terhubung dengan ruang piket dokter dan perawat.

Birokrasi di rumah sakit itu seperti pada rumah sakit lainnya selalu hanya mensyaratkan KTP dan Kartu Askesnas yang telah dipunyai oleh seluruh penduduk di republik ini. Kyai Kastubi masih ingat dahulu ketika republik ini masih berjubel dengan masalah dan caci maki anak-anaknya, saat dimana untuk mencari bukti kemiskinannnya seseorang harus antre di balai desa dan harus berdebat dengan pihak rumah sakit.

Beliau masih ingat ketika menjenguk salah seorang anak sahabatnya yang divonis menderita gizi buruk (waktu itu amat marak di buru para kuli tinta). Anak yang sejak pertama kali divonis telah marasmus dan kwasiorkhor enam bulan lalu itu masih berada di rumah orang tuanya, yang tidak sanggub memberinya visualisai kasih sayangnya dalam bentuk memberikan asupan makan yang layak. Orang tua yang malang itu hanya mampu mengekspresikan kasih sayangnya melalui deraian air mata dan do’a panjangnya siang dan malam. Saat itu Kyai Kastubi berusaha kuat mengajaknya ke rumah sakit dengan jaminan biaya dari Tuhan. Beliau sendiri sebetulnya masih tergolong miskin harta terlebih miskin struktural. Beliau tidak punya link dan koneksi kepada birokrat dan rumah sakit, sesuatu yang saat itu masih mujarab untuk memuluskan pelayanan.

Saat secara rutin Kyai Kastubi menjenguk si anak gizi buruk ini selalu beliau salah tingkah. Kebiasaan saat menjenguk memberikan oleh-oleh dan memberikan uang sekedarnya pada pasien atau keluarga pasien, pada saat itu amat berat beliau lakukan. Bukan karena masalah tingkat keikhlasan, namun karena masalah Coverage. Di ruang klas III tempat anak itu dirawat, seperti di rumah sakit lain di republik ini saat itu, ruangan klas III merupakan ruang khusus pasien dari golongan keluarga miskin. Ruang atau bangsal ini ditempati oleh 8 -10 pasien dan keluarga penunggunya yang kesemuanya memang miskin, dan amat butuh bantuan. Ketika memberikan sesuatu kepada salah satu dari mereka tatapan mata yang lainnya sangat membuat Kyai Kastubi tidak enak hati.

Ah, itu cerita masa lalu, dan kyai Kastubi amat bersyukur melihat fasilitas perawatan Ibu kasim saat ini. Sistem pelayanan kesehatan betul – betul enak dan kepenak. Pasien tinggal memberikan kartu Askesnas (Asuransi Kesehatan Nasional) yang berbentuk seperti Kartu ATM, kemudian petugas rumah sakit tinggal menggesekkannya pada mesin AHSM (automatic health services machine), maka semuanya akan beres. Informasi yang terpampang di monitor mesin antara lain nama, jenis kelamin, alamat, nomor identitas diri, kode asuransi diri. Informasi dan pelayanan yang terekam pada kode asuransi diri ini antara lain secara otomatis kartu akan nge-link ke sumber pembiayaan kesehatan. Dan untuk Ibu Kasim yang berasal dari Gakin, Klaim pembiayaan akan di tujukan secara otomatis ke rekening Presiden. Senat negeri ini melalui amandemennya telah memberikan amanat kepada pucuk pemimpin negera untuk menanggung biaya kesehatan kaum duafa (yang jumlanya relatif kecil), dan itu tidak sampai menghabiskan 2% dari Anggaran negara yang sebagian besarnya dialokasikan pada research kelautan dan pertanian.

Siang itu Kyai Kastubi tidak bisa berlama lama di ruang Ibu kasim, karena dokter spesialis spiritual quation telah masuk ruangan untuk observasi akhir sebelum ibu kasim pulang .....

Ponorogo, 3 April 2030

MEMBERDAYAKAN BUANG HAJAT

Written by Unknown on 6:58 PM

Kyai Kastubi paling ingat teori seorang konsultasn Word Bank tentang perilaku buang hajat di negeri ini.

- Jika anda belum pernah buang hajat di sembarang tempat (artinya anda pengguna setia jamban ), maka secara formal anda termasuk katogri lulusan TK

- Apabila anda PERNAH buang air besar di sebarang tempat (artinya anda di kebun atau di jamban sama-sama bisa keluar), maka anda termasuk katogori lulusan SMA

- Apabila anda sejak Balita sampai saat ini tidak pernah menggunakan jamban (artinya anda punya kebiasaan buang hajat di sungai, kebun - baik Hak Guna Lahan maupun Hak milik Sendiri, atau bahkan milik tetangga kanan kiri, maka anda termasuk Professor lulusan Harvard !!!

Begitulah dalil akli pertama yang harus dipahami kyai Kastubi untuk merubah kebiasaan buruk tetangga kanan kirinya yang dengan enteng mengumbar aurat nya ketika buang hajat. Dalil ini menempatkan saudara kita dengan kebiasaan buruk dan salah tadi sebagai maha guru kita sehingga kita datang kepada mereka dengan takzim, dan tidak akan sombong atau sok tahu dengan menggurui ini - itu, melarang ini – itu, karena mererka doktor dan professor sementara kita adalah lulusan SMA (Kyai Kastubu cengar cengir sendiri karena berkat sering nongkrong di sungai belakang pondok Kyai Mudhaffar dulu dia masuk katagori kedua !

Bahkan Kyai Kastubi pernah mendengar joke urusan buang tahi ini, informasinya ikan di sungai paham dan tahu jenis kelamin orang yang buang hajat di sungai, kalau perempuan ikan akan segera pergi begitu menerima jatuhan tahi pertama kali, namun bila laki-laki ikan tak akan segera beranjak pergi. Kenapa ? Karena setiap kali ikan menengok keatas ada sesuatu yang menggantung dan diharapkannya segera jatuh seperti yang lainnya ...

Sebetulnya kyai Kastubi risih dan masygul sekali, sementara teman –temanya di Barat sana telah sibuk berdiskusi tentang riset menghemat baterai laptop dan berdebat tentang plus minus GSM dan CDMA, sementara birokrasi dan tetangga kanan kirinya sibuk berargumen tentang kebiasaan buang hajatnya yang telah turun temurun mereka warisi dari simbahnya, eyang kakungnya, bapak ibunya.

Kyai Kastubi mafhum dan sadar benar mereka tidak tahu atau tidak mau tahu bahwa selama ini mereka saling memakan kotoran tetangga kanan kirinya. ( sang Kyai ini sedikit takabur punya pengetahuan ini setelah ngaji kepada kosultan tadi tentang teori alur kontaminasi melalui pendekatan Participatory Rural Appraisal bahwa alur tahi dengan kandungan penyakit dan bakterinya bisa sampai ke mulut kita baik diantar lalat maupun sunnatullah lainnya. Namun sang kyai tidak akan dan tidak mau membombardir ke modern-nan fikiran soal tahi ini kepada tetangga kanan kirinya, sebagaiman beliau dengan rasa percaya diri yang besar melakukan hal ini bila berkaitan dengan hukum mandi jinabat dan mengqoshor dan menjamak sholat sekaligus (karena hadits shokheh dan kitab –kitab yang bertahun-tahun beliau akrabi menjelaskannya dengan gamblang ...

Kyai Kastubi ingat betul akan teori, bahwa yang dihadapinya saat ini adalah para doktor dan para profesoor yang amat handal sehingga amat yakin dan amat menikmati metode buang hajatnya (yang telah mendarah daging diwarisi dari para leluhurnya ... di kebun ... disungai .... dengan cangkul .... dengan daun pisang ....

Kyai Kastubi harus memulainya dari teori ini, untuk menang tanpo ngasorake ... untuk ngluruk tanpo bolo ... untuk menjadikan mereka mampu mengenali dan mengekspresikan martabatnya, mengekspresikan kecerdasan otak kanan dan kirinya, dan utamanya kecerdasarn spiritualnya ... dan itu dipahami Kyai Kastubi sebagai yang disebut temen LSM nya sebagai PEMBERDAYAAN !

Tanggal sepuluh maret minggu kemarin Kyai Kastubi dengan agak bangga mengundang temen konsultannya untuk datang di haul Kyai Mudhaffar (paman tercntanya), sekaligus deklarasi kecil-kecilan,mendeklarasikan kampungnya telah mampu memenuhi kriteria teman konsultannya sebagai kampung yang telah ODF (Open Defication Free ........


TLA

About Me

Sponsors