di Ujung Kehidupan

Written by Unknown on 8:48 PM

KITA EGOIS TERHADAP RENCANA TUHAN ?

Innalillahi wa inna ilaihi roji’un ...
Kehidupan kita sebetulnya akan selalu diujung kematiannya. Karena hukum alam akan selalu menyatakan bahwa justru karena ada kehidupanlah kematian itu ada.
Final Euro Swiss – Austria 2008, 29 Juni 2008 merupakan serangkaian hari dalam tahun duka cita ini. Tahun dengan kebangkrutan demi kebangkrutan memporak-porandakan struktur moralitas dan ekonomi. Tahun dengan nama baik trah keluarga besar dipertaruhkan.
Setelah setahun lalu eyang kakung, kemudian disusul kepulangan eyang Putri. Belum genap lima puluh hari eyang putri dipanggil yang maha kuasa, maka pada hari itu duka itu datang kembali.
Bapak bagi anak-anaknya, suami bagi ibunda, eyang bagi cucu-cucunya, pengayom bagi kerabat dan sanak sudaranya, tempat berbagi bagi sahabat dan temannya, adalah episentrum dari typikal cara bergaul dan bersosialisasi dari almarhum, H. Siswono.

Kebesaran dan kekuatan ini hadir diujung kehidupannya. Sekian kali lipat dari jumlah empat puluh (batas psikologis (?) sesuai dawuh njeng nabi), mengiringi beliau kepada pelukan penciptanya. Berduyun-duyun mereka melepas seluruh cerita, tegur sapa, dan empati yang selalu beliau bangun disepanjang bingkai alur napasnya. Yang ditata pada seluruh masa lalu, yang dengan sepenuh hati diuri-uri dengan ikhlas dan konsistensi.
Sahabat dan keluarga begitu tersentak dengan kematian ini.

Konon empat puluh hari sebelum ajal menjemput, daun dengan nama orang tersebut akan jatuh di Arsy, dan malaikat mautpun akan selalu mendampinginya pada kurun waktu itu sampai ajal benar-benar datang. Yang excellent dari rencana Tuhan ini, dan ini amat bernilai seni, adalah bahwa tiada seorangpun menyadari hal ini – pun bagi orang-orang terdekatnya sekalipun – sehingga keterkejutan dan kehampaan akan mengiringi, sesal dan sedih panjang akan turut di eksplor habis oleh orang-orang yang mencintai dan dicintainya (kecuali bagi orang – orang beriman, Allah SWT maha tahu).
Ajal dan kematian akan selalu sangat istimewa karena satu hal, mereka yang telah dipanggiNya tidak akan pernah kembali pada kehidupan bumi untuk selamanya. Mereka tidak akan datang lagi pada sisa hidup kita, sampai suatu saat nanti ajalpun akan memeluk kita.
Sementara itu pula, kita akan selalu tidak yakin, akankah kita dapat berjumpa kembali dengan orang-orang dekat kita di akherat kelak, seperti tidak yakinnya kita terhadap amal baik kita.
Wallahua’lam bis Sawab ......

GOES DUR …..

Written by Unknown on 8:44 PM

Kekuatan Gus Dur sekarang mulai redup? Ataukah keampuhan jurus drunken master itu sudah tidak ampuh? Dimulai dari frekwensi pecat memecat di tubuh PKB yang kian sering terlontar dari kebijakan beliau. Dan agaknua kekuatan kontrol konsekwensi tindakan itu kian pudar. Dimulai dari jurus menjinakkan Choirul Anam, beda dengan Matori Abdul Jalil, kebijakann ini amat tidak tuntas. Sehingga seperti kebocoran gas Lapindo yang semburat dibanyak tempat mereka menemukan konfigurasinya kembali dan melahirkan mudhorot besar bagi PKB yaitu PKNU. Bahkan di tingkat massa, partai ini sepertinya sukses menggaet Kyai – Kyai NU, yang membuat Gus Dur harus sedikit membendungnya dengan melontarkan gagasan terminologi Kyai Kampungnya. Jurus dewa mabok kembali diterapkan Gus Dur ketika harus menjinakkan the golden boy (?) Muhaimin Iskandar, lagi-lagi dengan jurus pecat ! Sang keponakan ini ditengarai Gus Dur sudah mulai lirik kanan lirik kiri dan bermain sendiri tanpa sepengetahuannnya / uncontrolled, dengan sindiran ”sowan ke istana”.
Gus Dur tidak lagi mampu mengontrol mesin politiknya. Bahkan pada basis kekuatannya (NU), seakan telah lama menjaga jarak dan tidak mampu lagi didekatinya. Hal ini semakin diperunyam dengan kegagalan beliau meyakinkan ranah legalitas. Kekalahan pada tingkat Pengadilan Tinggi dan bahkan pada tingkat Kasasi yang kemudian disusuk dengan keluarnya Keputusan Menkumham tentang kepengurusan DPP PKB Semarang, semakin membuat babak belur performance politik Gus Dur (?)
Sangat mungkin kesaktian Gus Dur yang kian loyo ini disebabkan beberapa hal. Pertama image inkonsistensi yang terlanjur melekat pada beliau, publik amat mafhum dengan inkonsistensi itu. Ditataran akar rumput nahdiyin muncul dogma ”Laku Wali” yang tidak mampu diterjemahkan santri krece, sehingga penerimaan mereka terhadap kebijakan inkonsistensi ini sering mutlak tanpa catatan.
Kedua faktor kesehatan. Walaupun secara medis belum terkuak bukti empirisnya, dengan dua kali terserang stroke, secara langsung maupun tidak dimungkinkan akan dapat mempengaruhi keputusan-keputusan serta jurus zigzag Gus Dur.

Penurunan kekuatan Gus Dur dapat dinilai dari berbagai kasus Pemilihan Kepala Daerah pada basis-basis PKB dan NU di Jawa Timur.

PILBUB LUMAJANG DAN PILGUB JATIM
Kekuatan Gusdur pada Pilkada di Jatim berikut agaknya dapat menjadi pembenar / indikator penurunan kekuatan Gus Dur.
Pilgub Jatim dan Pilbub Bupati Lumajang –yang diselenggarakan bersamaan pada Rabu, 23 Juli 2008

Di Kab. Lumajang terdapat 4 calon Bupati yang bertarung, yaitu pasangan SA’AT (Syharazad Masdar_As’at Malik) yang diusung Golkar, BARED (Umar Bashor-Edy Suwarno) diusung PDIP, NORTON (Nurhasan_Hartono) diusung PKB non Gus Dur, serta AMAN (Ali Muhdhori – Herman Afandi) yang diusung PAN.
Ketika SAAT me launching jargon kampanyenya jauh sebelum kompetisi dimulai (bahkan sebelum mereka menemukan kendaraan politiknya), dengan isu mematahkan dominasi Mr. X (salah satu konglomerasi kontraktor non pribumi) dalam pengelolaan pasir (komodite utama Kab. Lumajang), banyak orang menyayangkannya sebagai blunder. Mereka amat yakin akan jaringan Mr X dan mesin penggerak nya, yang orang awam kebanyakan mempercayainya sebagai jaringan “telok Limo: (preman), akan dapat menjadi sangat efektif mempengaruhi pemilih di pelosok Desa. Banyak yang menyayangkannya karena isu ini diusung terlalu pagi.

Namun sebetulnya trik ini, menjadikan kekuatan menjadi hitam – putih. Bahkan di tingkat grass root lebih jauh berkembang jargon jargon yang menjadi amat hitam putih seperti, pribumi – non pribumi, preman-non preman, santri- non santri. Dan kita mesti tahu satu hal, jaringan konglomerasi pengelolaan pasir ini akan banyak centang perenangnya, mulai para kuli yang tersebar di sentra-sentra pasir, penguasa formil dan informal daerah pasir, kelompok-kelompok kontraktor, pemilik armada angkut, masyarakat yang merasakan dampak langsung maupun tidak dari mobilitas pasir ke luar daerah (pemakai jalan dll). Dan semua menjadi hitam – putih. Dan karena typikal masyarakat Lumajang sebetulnya tradisionalis-agamis, maka dapat ditebak hasil akhirnya.
Dan lagi-lagi potret buram kekuatan politik Gus Dur amat mengenaskan di Lumajang ini. Sebagai pemenang Pemilu di Kab. Lumajang, PKB versi Gus Dur tidak pernah mampu mendobrak dominasi lawan politiknya, seakan hierarki struktural PKB Gus Dur berhenti di Lumajang. Calon Gus Dur bahkan sudah harus tersingkir sebelum bertanding ... terjerembab di pelataran KPUD.


Sedangkan di tingkat Propinsi, walaupun kekuatan struktural Gus Dur masih mampu menanklukkan KPU, sehingga calon yang diusungnya sukses bertanding, namun lagi-lagi kekuatan itu memang sudah amat babak belur, sehingga representasi basis PKB yang diharapkan Gus Dur mampu berbicara, seperti si cebol merindukan bulan. Jangankan untuk melangkah ke babak final, pada babak penyisihanpun hasilnya betul-betul sebatas penggembira ....

Beberapa kasus diatas agaknya cukup mewakili kesimpulan diawal tulisan ini, Gus Dur memang sudah Goes Dur ........

overview scholarship

Written by Unknown on 8:47 PM

Overview

Chase makes getting your student loan fast and easy. When it comes to your educational funding needs, you can't afford to wait. Chase has streamlined the loan process - so you can get the money you need quickly.
Eligibility

* You must be an undergraduate/graduate student 18 years of age or older.
* Undergraduate students must be enrolled at least half-time in a degree or certificate program at a Chase approved school. (For students attending less than half-time, please see the Chase Continuing Education Loan.)
* Graduate students must be enrolled at least half-time in a graduate or professional program at a Chase approved school . (For students attending less than half-time, please see the Chase Continuing Education Loan.)
* At least one applicant1 must be creditworthy and must be a U.S. citizen or Permanent Resident.

Note: An approved school is any accredited degree-granting institution of higher education approved by Chase.
Deferment2

Defer payments until after you graduate! Deferment options differ depending upon the student's status.

For undergraduate students:

* Defer Principal and Interest
Make no payments for up to four years while continuously enrolled in school (5 years if enrolled in 5-year degree program). Repayment of principal and interest then begins within 180 days after graduation or withdrawal from school.
* Immediate Interest Only (Defer Principal)
Pay only interest for up to 4 years while continuously enrolled in school (5 years if enrolled in 5-year degree program). Repayment of school principal and interest then begins plus approximately 45 days after graduation or withdrawal from school.
* Immediate Repayment of Principal and Interest
Pay principal and interest beginning within approximately 45 days after funds are disbursed

For graduate students:

* Defer Principal and Interest
Up to 4 1/2 years (8 1/2 years in the case of medical students) including grace period while continuously enrolled in school.
* Medical Students
Request a deferment after graduation for up to four years while completing an internship or residency, as long as the total deferment does not exceed the program maximum of 8 1/2 years including grace period.

For continuing education students

* Principal and interest are automatically deferred.
* Repayment begins the earlier of the dates which are (i) 6 months after the student graduates or earns a certificate, (ii) 6 months after the student ceases to be enrolled in the school, or (iii) 2 years after the date of the last loan disbursement.
* If the student is not enrolled in a degree or certificate program, repayment begins either (i) 6 months after the end of the academic period to which the loan relates or (ii) 6 months after the student ceases to be enrolled at the school, whichever is earlier.

Loan Process

Here's how the loan process works:

* To request your loan, apply online or call the number above, toll-free.
* Once your application is submitted, you can be conditionally approved in as little as 60 seconds!3
* Download your loan documents online or we can mail them to you.
* Complete, sign and return (by fax or mail) your pre-filled loan documents and the required verification documentation materials.
* Once these documents are received, your application will be processed as quickly as possible ... we can mail your funds to you in as little as two days if you qualify.

Loan Servicing

Chase Student Loan Servicing, LLC is pleased to service your loan. We pride ourselves on providing accessible and personalized service together with convenient telephone access to your account information. Shortly after your loan is processed and funded, we will contact you with your repayment information.

If you have any questions about your new loan, please contact one of our customer service representatives at customerservice@collegeloansite.com or call the number above, toll-free Monday through Friday, 8AM to 5PM (EST).

1. You may need a co-signer since this is a credit-based loan.

2. Interest continues to accrue during deferment and will be added to the principal balance of your loan quarterly.

3. Subject to verification of application information.

true masdar estimated

Written by Unknown on 8:41 PM

It’s probably rare, but in this information age, Sjahrazad Masdar took the opportunity. Masdar totally realize that there are only about 5-10% of Lumajang population who use the Internet and have votes in the next Pilkada Bupati (mayor) Lumajang. Does this really matters to the Lumajang voters?

“10% is fairly huge number. If I could get the 10%, then I only need to work another 42% votes to make sure that I will be the next Lumajang mayor,” says Masdar to IndonesiaTopics.Com.

Masdar’s opinion is optimistic and realistic. Blog makes life easier to communicate with potential voters. He believes that those people who come to his blog and got the right to vote next July are rational voters.

“At least, they know computers, internet and they are part of the best human resources that Lumajang have. We bring web 2.0 to voters ,” says Masdar who just won Golkar Party Convention.

Masdar’s blog located in CakAjad08.Com is maintained by Syamsul Arief Rakhmadani, a public relation professional in Jakarta, together with his team from Australia and Lumajang. Rakhmadani is fully aware that having a blog may rise the “intellectual” perspective of one candidate.

“It means that if you vote for Masdar, you don’t vote for a bloody stupid or I might say intellectually poor person who runs for Bupati. Masdar exactly knows information technology and Lumajang people need this kind of leader to take Lumajang forward,” says Rakhmadani.

Public relation theory speaking that image is definitely important in political marketing. Masdar’s image is smart inside out. He has a long great track record in public servant and had been a great temporarily acting Jember’s Mayor during Jember Pilkada.
(by indonesia topic)

Lumajang Regency by Gerbangmas Motto

Written by Unknown on 8:31 PM

Lumajang is one of Regency that located at coastal area of south of part of East Java Province and famous with the title Banana town. A parting about 190 Km northeast directions from Surabaya of the capital town of East Java. This Area Located at 112° 53' - 113° 23' east longitudes and 7° 54' - 7° 23' South longitudes. In 2000 population 965. 299 soul and own wide of a real 1.790,90 km2. Divisible become 18 district and 200 Countryside. Regional Boundary of Lumajang regency cover: Westside Malang regency, eastside of Jember, north side Probolinggo regency and side south of Indies Ocean.

Mount Semeru
Mount Semeru, which is 3.676 meters height, is Java's highest mountain. It sends up and impression a mount of thick smokes at regular interval of five minutes. It is an active volcano located in Lumajang Regency, about 3.676 above sea levels is known for breath taking view of sunrise, sunset and volcano's crater. On the top of Semeru offer a special ceremony in every independent day and Heroes day.
(From Indonesian-Torism)

Gerbangmas (gerakan membangun masyarakat sehat) had made every day terminology in Lumajang. How Gerbangmas exist ... ? see next chapter ...

My fovourite politic joke

Written by Unknown on 8:11 PM

Abdurrahman Wahid


Abdurrahman Wahid 1940-, Indonesian religious and political leader popularly called Gus Dur, president of Indonesia (1999-2001). A Muslim scholar and political moderate who supports separation of religion and state and rights for women and minorities, Wahid became head of Nahdlatul Ulama, a social-welfare and educational institution and Indonesia's largest Islamic organization, in 1984. In poor health, almost blind, and noted for unpredictability and indecisiveness, he was nonetheless an extremely popular figure when he was elected president by opponents of Megawati Sukarnoputri . As president he presided with difficulty over a newly democratized nation, dogged by poor management skills and hints of corruption. By 2001 many Indonesians were calling for his resignation, and in July the parliament voted to remove him from office. Megawati was elected to succeed Wahid as president. Wahid sought to run in the 2004 presidential election but was disqualified for health reasons.

Author not available, WAHID, ABDURRAHMAN., The Columbia Encyclopedia, Sixth Edition 2008

TLA

About Me

Sponsors